Pramuka Harus Kreatif, agar Disukai Anak
MAGELANG- Pembina kegiatan pramuka harus bisa mengemas pola latihan pramuka secara kreatif agar menarik untuk anak-anak.
Sekretaris Kwarcab Gerakan Pramuka Kota
Magelang Waluyo mengatakan jika pola kegiatan pramuka itu menarik, maka
anak-anak akan mengikutinya secara sukarela, bukan karena terpaksa atau
sekedar menjalankan kewajiban.
“Kegiatan kepramukaan dikemas, agar
anak-anak tidak terpaksa mengikuti latihan pramuka, hanya karena
dianggap wajib. Akan tetapi, mereka dengan sukarela untuk kegiatan
kepramukaan,” katanya, dalam acara Temu Pembina Pramuka bertema “Menjadi
Pembina Ideal di Abad 21″, di SDK Santa Maria Kota Magelang, Sabtu (18/1/2014).
Narasumber lainnya dalam kegiatan
tersebut adalah pegiat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Zainul Arifin.
Kegiatan yang digelar sebagai rangkaian kegiatan HUT ke-43 SDK Santa Maria Kota Magelang itu dibuka oleh Kepala Seksi Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kota Magelang Mursidi.
Di hadapan puluhan pembina pramuka
berbagai sekolah dasar di Kota Magelang tersebut, Waluyo mengungkapkan
tentang kecenderungan anak-anak saat ini yang lebih senang bermain
dengan komputer jinjing, telepon seluler, dan dunia maya daripada mengikuti latihan pramuka.
“Ini menjadi tantangan bagi pembina
pramuka agar bisa membuat format dan modul latihan yang menarik, agar
anak-anak senang ikut kepramukaan,” katanya.
Waluyo menambahkan sedianya kegiatan
pramuka di alam bebas merupakan hal yang menyenangkan, terbukti dari
munculnya berbagai bentuk ‘outbond’ yang kini dikelola secara komersial.
Bahkan, pengelola kegiatan ini menyediakan fasilitas dengan biaya yang
tidak murah.
Saat ini, dalam setiap kegiatan
pelatihan, biasanya juga diselingi dengan kegiatan outbond, sebagai
sarana hiburan di sela kegiatan pelatihan.
Waluyo melanjutkan, dasar dari outbond
adalah kepramukaan. “Jika dicermati, semua bentuk permainan dalam ‘out
bond’ ada di pramuka. Sebenarnya pramuka lebih dulu melakukan
kegiatan-kegiatan itu, tetapi mereka [event organizer] pintar melihat
peluang itu, untuk bisa dimanfaatkan,” katanya.
Zainul yang juga jajaran pimpinan
Kelompok Kerja Saka Bakti Husada Kwarnas Gerakan Pramuka itu
menambahkan, pembina pramuka, katanya, harus kreatif, aktif, dan mampu
menganalisa berbagai kebutuhan anak didik.
“Pramuka itu adalah pilihan. Kalau tidak
jeli menjadikan kegiatan yang menarik, menantang, dan menyenangkan, ya
siap untuk tidak dipilih anak-anak,” katanya.
0 komentar:
Posting Komentar